tekuni jualan sayuran, Kalimah berhasil naik Haji
Surakarta-
Suasana Pasar Kartasura, dikecamatan Kartasura, Kab. Sukoharjo Jawa Tengah, Rabu (19/11) tampak begitu sepi dibanding hari-hari sebelumnya, dikarenakan terjadinya pemogokan angkutan umum masal seindonesia akibat kenaikan BBM selasa kemarin . Sepeda motorpun tidak begitu banyak yang diparkir diarea parkir pasar. Tidak banyak penjual yang membuka kios daganganya hari ini.
Suasana Pasar Kartasura, dikecamatan Kartasura, Kab. Sukoharjo Jawa Tengah, Rabu (19/11) tampak begitu sepi dibanding hari-hari sebelumnya, dikarenakan terjadinya pemogokan angkutan umum masal seindonesia akibat kenaikan BBM selasa kemarin . Sepeda motorpun tidak begitu banyak yang diparkir diarea parkir pasar. Tidak banyak penjual yang membuka kios daganganya hari ini.
Pasar tradisional kartasura memang menjadi jujugan sehari-hari
masyarakat kecamatan Kartasura dan sekitarnya tempat membeli
keperluan-keperluan rumah dan lainya. Bukan hanya pengunjung. Bagi para penjual,
Pasar Kartasura merupakan tempat membanting tulang untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari.
Megamati, Ibu Kalimah sedang mengamati barang dagangannya di pasar kartasura (19/11)
Naik turunya harga,
hiruk pikuk ramai, dan sepi Pelanggan, seakan sudah menjadi teman
tersendiri bagi para penjual. Bu. Kalimah (55) misalnya, penjual bahan makanan Pokok di area lantai dua
pasar kartasura. Ia mengaku tidak susah menjalani bisnis usahanya saat ini ”Oh,
mboten susah, mbotensah didamel susah” Ucapnya sambil tersenyum saat
ditemui kelompok 1. Berjualan Bahan Makanan Pokok dan sayur-sayuran memang sudah
ditekuni beliau selama kurang lebih 30 tahun dipasar kartasura.
Tentu bukan hal yang singkat dan mudah, Ibu dari lima
anak ini mulai berjualan dilantai dasar
kompleks pasar, dan sempat dipindahkan beberapa kali ketempat lain sebab pembangunan
gedung pasar Kartasura. Akhirnya saat ini bu. Kalimah mendapatkan jatah tempat
yang layak, yakni dilantai Gedung Pasar.
Sementara itu Suami ibu Kalimah saat ini bekerja sebagai
petani didesanya didaerah Cepogo
Boyolali. Tak heran bila bu. Kalimah tiap harinya harus berangkat pagi-pagian dari
desanya untuk memulai berjualan di Pasar Kartasura, barang yang sudah dibeli
dari hasil kulakan dicepogo, di bawa dengan mobil pick-up, sementara Bu.
Kalimah sendiri berangkat ke pasar kartasura menggunakan agkutan umum.
Pasar kartasura adalah pasar yang
buka tiap hari, tempat yang strategis ditengah kecamatan kartasura dan
pengunjung yang selalu ramai, sehingga sangat mendukung bu. Kalimah untuk
menjual belikan barang dagangannya. Bu. Kalimah berjualan dari pukul tujuh pagi
hingga setengah lima sore dan disore harinya biasanya menunggu Penjualnya.
Harga BBM yang pekan ini menjadi Rp.8.500,- untuk bensin, dan
Rp.7.500,-untuk Solar yang berimbas pada naiknya harga-harga sembako dan barang
pokok lainya. Termasuk naiknya bahan makanan pokok dan sayur-sayuran di Pasar Kartasura.
Bu. Kalimah menuturkan saat ini harga bahan makanan
pokok yang paling melonjak tinggi adalah cabe, dari pada lainya. Cabe sekarang harganya
Rp. 50.000,- s/d Rp.60.000,-/Kg dengan lonjaknya tinggi dan mengalami kenaikan
terus, yang sebelumnya harga Cabe berkisar antara Rp. - 20.000,- s/d
Rp.25.000,- /Kg. “cabe itu mundak terus, ora koyo liane” ucap bu Kalimah.
Sementara bahan makanan pokok lain tidak mengalami kenaikan harga
yang setinggi seperti halnya Cabe: Bawang Putih yang sebelumnya Rp. 10.000
,-1/kg saat ini naik pada harga Rp.12.000, juga Bawang merah yang sebelumnya Rp. 10.000 ,-1/kg saat ini
naik pada harga Rp.12.000. untuk harga
minyak goreng tidak berubah, karena
minyak saat ini sudah dalam kemasan plastik diproduksi dari pabrik, sehingga
tidak perlu untuk menakarnya.
Sementara Sayur-sayuran yang dijual
oleh bu.Kalimah juga tidak naik seperti lainya harga, menurutnya penjualan sayur juga melihat situasi dan kondisi,
terkadang mudah didapatkan dan kadang juga sulit untuk didapatkan. Bu Kalimah
mengakui bahwa semenjak naiknya BBM ini segala sesuatu banyak sekali yang naik “pokoe
angger BBM mundak, liane ya melu mundak” Ujarnya.
Haji bersama
suaminya
Ibu yang kerap dipanggil bu.Haji oleh teman-teman sepenjualannya
ini memiiliki Kisah lain. beliau sempat diberi kesempatan oleh Allah untuk menunaikan ibadah haji kemekah pada
tahun 2013 lalu bersama suaminya. “alhamdulillah sampun wangsul setahun
niki” ujarnya. Dengan segala upaya dan kerja kerasnya ternyata membubuhkan
hasil yang begitu menggembirakan. Beliau juga tak keberatan menceritakan kisah
bersama teman-teman lain seberangkatan
haji dari kabupaten boyolali.
Selain itu penghasilan julan sayur bu.Kalimah saat ini sudah bisa
untuk mencukupi kebutuhan keluarga untuk mencukupi kebutuhan sudah cukup.
Walaupun penghasilan sebelum dan sudah kenaikan BBM tidak mengalami perubahan tinggi,
masih tetap “angasale mboten mundak, Alhamdulillah mpun saget damel kangge nyangoni
lare-lare sekolah, meskipun mboh soko ngendi kwi” ujar bu.Kalimah saat
ditanya penghasilannya.
Saat ini Memang bu.Kalimah hanya menanggung beban dua anaknya saja
yang sekolah di SMK Penerbangan. uang saku yang diberikan bu.Kalimah pada
anaknya setiap hari sekitar Rp.60.000,-. Dan anak satunya sekitar Rp.35.000,-
Sementara 3 anak bu.Kalimah lainya saat ini sudah berkeluarga dan
berpenghasilan sendiri. Dengan hasil kerja keras beliau Alhamdulillah cukup
untuk memenuhi kebutuhan.
Pengalaman selama dipasar
Pasar kartasura ini menjadi kisah tersendiri bagi bu. Kalimah,
pasalnya sudah sekitar 30 tahun bu.kalimah menggeluti bisnis usahanya sebagai
tukang sayur. Bu. Kalimah menceritakan beberapa Pengalamannya ketika berjualan
sayur. Misalnya ketika Cuaca Hujan, sayur-sayur sempat tidak tahan lama,
akibatnya cepat membusuk dan Rusak. Pembeli kurang minat. Saat ditanya barang
jualanya yang tidak laku dibuat apa bu.Kalimah menjawab “biasanya kalau
tomat sudah jelek dismabel atau yang lain” uacapnya dengan tersenyum
senang.
Pengalaman lain yang pernah dialamai ibu dari lima anak ini adalah
ketika terjadinya erupsi gunung merapi beberapa tahun lalu, desa tempat tinggal
bu.Kalimah yang berada di Cepogo sempat terkena dampak dari erupsi tersebut.
Beliau menceritakan saat erupsi Bu. Kamilah malah mengungsi di Pasar kartasura
tersebut. “wektu erupsi kulo mboten ngungsi, lentune podo ngungsi, kulo yen
awan ngungsine ten mriki mawon yen bengi wangsul ” celotehnya.
Menurutnya kondisi desanya
waktu itu sempat mati lampu beberapa hari, desa menjadi sepi akibat ditinggal
penduduknya mengungsi. Bu kalimah menceritakan betapa dahsyatnya bencana
tersebut. “kula niku amben sore nagis ndonga, opoto kiamat iku koyo ngono
yo”ucapnya sembari berharap.
(Abdul Aziz Alfiansyah-131211030)
0 Response to "tekuni jualan sayuran, Kalimah berhasil naik Haji"
Post a Comment
Tak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baiknya atau sisi buruknya. mari saling berbagi