BERITA, DIES NATALIS IAIN SURAKARTA KE 22
DIES NATALIS IAIN SKA KE 22, P2B
GELAR LOMBA MOCOPATAN
Surakarta- Pusat Pengembangan Bahasa (P2B) Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Surakarta dibantu ORG- Hukum dan Biro Publikasi IAIN Surakarta
menggelar acara lomba mocopatan serat cebolek, Rabu (10/12). Acara yang digelar
di gedung laboratorium IAIN Surakarta ini merupakan rangkaian kegiatan dari
acara Dies Natalis IAIN Surakarta ke 22 yang sudah berlangsung semenjak hari
senin (10/12) dan akan selesai pada Rabu Malam. Lomba ini diadakan sebagai
wujud Pembumian IAIN Sebagai kampus Islam yang memiliki budaya jawa. Menurut
Hj. Woro Retnoningsih, M.Pd selaku ketua panitia Dies Natalis, “lomba
ini sebagai apresiasi Dies Natalis IAIN Surakarta ke 22 yang melibatkan
semua kegiatan, baik mahasiswa dan dosen mulai dari orasi ilmiah
hingga Festival Bahasa dan Budaya” ujarnya.
Dalam Dies
Natalis IAIN Suakarta ke 22 ini Woro juga akan mengusung kebudayaan nginang
bagi perempuan”, insyaallah apapun ada, mungin rencana nanti kita akan kita
akan pakai nginang, sebagai bentuk kebudayaan jawa”. Dosen pengajar dari Prodi
Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) ini menceritakan bagaimana kebudayaan nginang
bagi kaum perempuan sebenarnya sangat berpengaruh dan berguna bagi kesehatan
tubuh, menyehatkan “yang mbah,
mbah itu jangan dikira nginang itu tidak bagus, tapi nginang itu menyehatkan
tulang menyehatkan, kenapa kok kita tidak mencoba sehari sekali atau seminggu
sekali, itu bagus nggak usah jijik-jijikan” ujarnya.Dengan diawali
sambutan dan motivasi penyemangat Sastra Jawa dari Drs. Suparjo, M.Hum dosen
UNS Surakarta selaku Juri Lomba ke 1, lomba ini diikuti oleh 22 peserta
pendaftar dari berbagai kalangan pelajar SMA, Mahasiswa hingga tingkat umum. Sebagai
pelestarian terhadap bahasa dan budaya jawa, Peserta lomba mocopatan diwajibkan
untuk menyanyikan tembang mocopat dhandang gula dan diberikan pilihan
untuk menyanyikan tembang sinom atau pangkur untuk kategori lagu
pilihan dengan judul serat cebolek mbah mutamakin. Mengenai serat
cebolek mbah mutamakin, Woro menjelaskan bahwa masih ada kaitanya dengan
islam dan kebudayaan jawa, “serat
cebolek itu Bagaimana mbah mutamakin
menciptakan iman kita lewat tembang, ada
unsurya membumikan islam lewat budaya jawa, seperti halnya para Walisongo
ketika menyebarkan agama islam dijawa”.
Woro juga berharap
dengan diselenggarakanya kegiatan Dies Natalis IAIN Surakarta ke 22 yang
mengusung Festival Budaya Jawa ini agar semakin membumikan nama IAIN Surakarta,
lebih dikenal dan semakin bangga dengan IAIN sebagai kampus Islam yang memiliki
kebudayaan jawa. “harapan saya agar
dapat membumikan islam dengan budaya jawa serta agar mahasiswa punya percaya
diri diforum internasional maupun dimanapun sebagai bangsa indonesia sebagai
orang islam yang tidak malu, “ah. Opoto aku iki wong deso tidak malu-malu tidak
wega-wege”
Kendati Jumlah
peserta lomba yang sedikit berbanding terbalik dengan jumlah mahasiswa IAIN
Surakarta yang begitu banyak. Justru dari 22 peserta lomba banyak yang berasal
dari instansi lain seperti Universitas Negeri Surakarta (UNS) Surakarta, ISI
(Institut Seni Indonesia) Surakarta dari kalangan pelajar-pelajar SMA didaerah
Surakarta. Persiapan pelaksaan lomba ini terbilang cukup singkat pasalnya
Formulir pendaftaran Peserta baru dipublikasikan beberapa hari sebelum
pelaksanaan lomba serta masih belum dikelompokannya peserta sesuai dengan
tingkat kelas lombanya masing-masing Menurut Ibu Endang, selaku Juri kedua dalam
evalusianya mengatakan dengan bahasa jawa “hambok menawi mangkeh saget dipun
pilah-pilah melih, tingkat siswa SMA kiyambak, seniman kiyambak amargi yen menawi ingkang tumut lomba tingkat
seniman niku ketingal lumprah”
Lomba mocopatan
ini memperebutkan hadiah senilai Rp.1. juta, Trophy serta piagam penghargaan
untuk juara pertama yang akhirnya diraih oleh Tulus Raharjo, peserta dari ISI
Surakarta, uang senilai Rp. 750.000, trophy serta piagam penghargaan untuk
juara kedua yang diraih oleh Panca Royan Saputra peserta dari UNS Surakarta,
dan uang Rp.500.000,- trophy serta piagam penghargaan untuk juara ketiga yang
diraih oleh salah satu peserta dari Mahasiswa IAIN Surakarta yang memiliki
latar keterbelakangan defabel yaitu tunanetra.
Panca yang
berasal dari fakultas sastra daerah UNS Surakarta, juara 2 lomba mocopatan mengapresiasi kepada IAIN “apresiasi yang
sangat besar untuk IAIN yang menyelenggarakan kegiatan lomba mocopatan yang
mana pada disiplin ilmunya tidak memfokuskan pada disiplin ilmu bahasa jawa akan tetapai pada mocopatan sebagai
budaya jawa perlu diacungi jempol”.
ujarnya. panca juga memberikan masukan pada kampus IAIN agar lain kali ketika
mengadakan lomba perlunya untuk membri tanda pada gedung dan tempat lomba yang
akan dipakai sehingga memudahkan peserta untuk masuk kedalam tempat lomba dan
agar lebih sering mengadakan lomba semacam ini ” seng penting sering-sering wae
diadake” ucapnya sambil tersenyum.
Selain lomba mocopatan, P2B juga menggelar
lomba pranoto adicara muda-mudi yaitu temantenan yang akan dilaksanakan setelah
lomba mocopatan usai. (ABDUL AZIZ ALFIANSYAH- 131 211 030)
0 Response to "BERITA, DIES NATALIS IAIN SURAKARTA KE 22"
Post a Comment
Tak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baiknya atau sisi buruknya. mari saling berbagi