KEGUNAAN WAWANCARA DALAM PENGUMPULAN DATA, SERTA TIPS WAWANCARA YANG EFEKTIF
WAWANCARA
Wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan
informasi dari narasumber, menguji kebenaran informasi.
Itulah pentingnya seorang wartawan menguasai materi yang
hendak diwawancarakannya terhadap narasumber. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam wawancara:
1. Wartawan
harus memakai kalimat tanya yang bisa membuahkan jawaban obyektif.
2. Pertanyaan
dengan menggunakan kalimat pendek dan mudah dimengerti.
3. Tidak
segan-segan mengajukan pertanyaan ulang atas hal-hal yang belum jelas untuk
dimengerti.
4. Tahu
momentum yang tepat, tahu apa yang layak dan tidak layak untuk ditanyakan.
5. Jauhi
pertanyaan yang bernada menggurui.
6. Hindari
pertanyaan yang bersifat menguji nara sumber.
7. Punya
empati dalam wawancara.
8. Untuk
hal-hal yang spesifik, wartawan perlu terlebih dahulu memaparkan persoalan yang
hendak dimintakan pendapat dari nara sumber.
9. Hindari
kalimat tanya yang bersifat mengadu domba.
10. Buat
pertanyaan yang mampu menggugah daya nalar, ingatan serta perspektif nara
sumber.
Teknik Bertanya
1.
Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan yang diajukan untuk memulai pembicaraan, atau
memancing nara sumber berbicara.
Contoh: “Tampaknya usaha Bapak semakin berkembang, bagaimana
kesibukan saat ini?”
2.
Pertanyaan Langsung
Jika sudah terjadi dialog, atau nara sumber mau berbicara,
pertanyaan bisa lebih fokus ke topik wawancara.
Contoh: “Bagaimana perkembangan usaha Bapak dalam setahun
terakhir?”
3.
Pertanyaan Tertutup
Setelah nara sumber bersedia memberi keterangan, kita bisa
bertanya untuk memancing dia agar mau berbicara sesuatu yang tidak pernah
diungkapkan ke publik. Tapi, kita tak boleh memaksa.
Contoh: “Memangnya, berapa sih keuntungan bersih usaha Bapak
dalam sebulan?”
4.
Pertanyaan Menyelidik
Pertanyaan ini lebih spesifik dan nara sumber untuk berbicara
hal yang agak dirahasiakan.
Contoh: “Besar sekali keuntungan Anda, bagaimana bisa Anda
mendapatkannya?”
5.
Pertanyaan Bipolar
Pertanyaan diajukan untuk mendapatkan jawaban “ya” atau “tidak”.
Contoh: “Anda tertib bayar pajak?”
6.
Pertanyaan Cermin
Pertanyaan ini diajukan dengan menegaskan kembali jawaban
sebelumnya. Hal ini untuk mengonfirmasi ulang pernyataan nara sumber atau
menegaskan apakah kesimpulan reporter sudah benar atau belum.
Contoh: “Bapak menyebut dalam waktu 6 bulan keuntungan bertambah
10 kali lipat dan Anda belum pernah bayar pajak. Bisa saya simpulkan begitu
ya?”
7.
Pertanyaan Hipotesis
Setelah menyampaikan banyak pertanyaan, pewawancara bisa
bertanya soal kemungkinan yang akan terjadi terkait isu yang dibicarakan.
Contoh:
-
“Dengan mempertimbangkan kelanjutan usaha, apakah Bapak tetap
berencana menghindari pajak?”
-
“Pak Wali Kota, apakah Anda masih mempertimbangkan untuk
memberikan izin baru pendirian mal?”
Persiapan
Wawancara
-
Menentukan tema. Mengapa
suatu tema harus diangkat? Kenapa harus sekarang? Pertama-tama tanyakan pada
diri anda sendiri – mengapa kasus dibawakan sekarang? Dari awal harus sudah
jelas peran apa yang akan anda bawakan – informasi apa yang anda mau dari
narasumber, apakah perspektifnya, di mana mereka akan anda posisikan.
-
Menentukan angle. Angle
atau sudut pandang sebuah berita ini dibikin untuk membantu tulisan supaya
terfokus. Kita tidak mungkin menulis seluruh laporan tentang apa yang kita
lihat, atau menulis seluruh uraian yang disampaikan oleh narasumber. Tulisan
yang tidak terfokus hanyalah akan membingungkan pembaca. Untuk mebentukan angle
salah satu cara yang termudah adalah membuat sebuah [pertanyaan tunggal tentang
apa yang mau kita tulis. Jawaban pertanyaan diusahakan tidak melebar ke mana-mana.
-
Bikin outline atau kerangka.
Agar memudahkan dalam wawancara maka sebaiknya anda menyusun kerangka berita (outline).
Meminimalkan
Kesalahan
Ketidak akuratan dalam pemberitaan kebanyakan disebabkan
oleh kelalaian yang tidak disengaja. Seorang reporter mungkin tidak menggunakan
waktu secukupnya untuk mengecek informasinya sebelum menulis berita. Kemudian
ia salah menuliskan nara sumber berita.
Untuk menghindarinya, wartawan bisa melakukan hal ini:
-
Tanyakan nama, umur, alamat, dan nomor teleponnya. Setelah mengumpulkan
informasi, ejalah namanya dan bacakan informasi yang anda peroleh (tangkap)
sehingga sumber berita bisa mengoreksinya. Nomor telepon tidak ditulis dalam
berita, namun reporter harus mengetahuinya untuk mengadakan kontak dengan
sumber berita tersebut.
-
Bila informasi nara sumber diperoleh
dari tangan kedua, cek sumber berita utama
untuk memastikan kebenarannya.
-
Jangan gampang berpuas diri
dengan apa yang kita ketahui. Jangan
malu untuk bertanya kembali atau cek
ulang setiap informasi yang penting.
-
Bila kita akan membahas
masalah yang rumit, pastikan kita sudah menguasai latar belakang masalah.
0 Response to "KEGUNAAN WAWANCARA DALAM PENGUMPULAN DATA, SERTA TIPS WAWANCARA YANG EFEKTIF"
Post a Comment
Tak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baiknya atau sisi buruknya. mari saling berbagi