WACANA MELEK MEDIA / MEDIA LITERACY SEBAGAI DAKWAH
BAB
1
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Di abad ke 21 ini manusia
tengah disibukkan dengan peralatan serba canggih hasil karya manusia yang
disebut teknologi. Mulai cara berpikir, cara merasa dan cara berperilaku sangat
terasa sekali “sentuhan” teknologi. Hingga manusiapun tak tersadarkan, bahwa
apa yang selama ini ia kreasikan telah berbalik menyanderanya Kondisi ini tidak
lain disebabkan kuatnya pengaruh dan peran teknologi. Meski diakui ada sedikit
kesalahan subtantif dalam memahami teknologi, yang hanya dibatasi pada
sesuatu yang sifatnya mekanis. Padahal, teknologi yang berasal dari kata
texere, lebih dimaknai sebagai effort to built of knowledge, yang artinya
upaya manusia membangun kemampuan berfikirnya. Dalam konteks ini, harusnya
penggunaan teknologi (ICT) diarahkan untuk menumbuh kembangkan kemampuan
berfikir substantif manusia dalam memecahkan berbagai problema
melalui alat (mesin) yang diciptakannya, dan menemukan berbagai solusi
alternative berbasis teknologi.
Terlepas
dari persoalan tersebut, kehadiran teknologi informasi dan komunikasi
telah mendinamisasi kehidupan manusia. Penggunaannya semakin meningkat dari
waktu ke waktu, yang dianggap sebagai media massa terlebih dengan hadirnya
media baru yang mampu mengumpulkan, memproses dan mempertukarkan informasi
secara cepat. Ini berarti kemampuan berinteraksi manusia satu
dengan manusia lainnya melalui instrument yang bernama teknologi informasi dan
komunikasi telah mengubah pola berkomunikasi manusia secara fundamental.
Perubahan pola komunikasi itu, jelas tak bisa dilepaskan dari sifat.
Hal
ini juga menjadi satu permasalahan bagi dunia dakwah islam karena saat ini
Hampir kebanyakan Media Massa memberikan konsumsi media yang berlawanan dengan
tujuan dakwah yakni mengharapkan terciptanya Khairu
Ummah Sebaik-baiknya Umat.
Media massa lebih dipenuhi dengan toayangan yang berasal dari Masyarkat Budaya
Asing yang sudah bisa dikatakan berbeda dengan budaya indonesia
Melalui
makalah yang singkat ini penulis mencoba untuk menjeleskan mengenai Media
Literasi Pengembangan dakwah agar didapatkan hasil yang dapat memberikan solusi
permasalahan penggunaan media masa yang saat ini terjadi dan ada.
b. Rumusan masalah
Pada
pembahasan media literasi pengembangan dakwah penulis menulis Rumusan Masalah
sebagai berikut.
1. Apa pengertian media massa?
2. Apa pengertian media literasi?
3. Apa pengertian media dakwah?
4. Fungsi literasi media dalam pengembangan dakwah?
5. Bagaimana melakukan literasi media untuk
pengembangan dakwah?
6.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian media
Kata media berasal dari bahasa Latin, median,
yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara etimologi yang
berarti alat perantara. Wilbur Schramn mendefinisikan media sebagai teknologi
informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. Secara lebih spesifik, yang
dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau
pengajaran, seperti buku, film, video kaset, slide, dan sebagainya.
Adapun yang dimaksud
dengan media (wasilah) dakwah yaitu alat yang dipergunakan untuk
menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Dengan banyaknya media
yang ada, maka da’i harus memilih media yang paing efektif untuk mencapai
tujuan dakwah
2. Pengertian Literasi Media
Literasi Media
adalah “ability to
access, analize, evaluate and communicate the content of media messages”.Literasi
media juga bermakna kemampuan untuk memahami, menganalisis dan mende-konstruksi
pencitraan media. Kemampuan untuk melakukan ini ditujukan agar pemirsa sebagai
konsumen media massa –termasuk anak-anak–menjadi sadar atau melek tentang cara
media dikonstruksi/dibuat dan diakses.
Literasi
media juga disebut dengan melek media. Seiring perjalanan waktu, arus informasi
semakin mudah disebarkan. Begitu pula teknologi yang menghantarkan
informasi kian cepat per-kembangannya. Publik sebagai sasaran atu target
penyediaan informasi tentu sangat diuntungkan dengan perkembangan teknologi
komunikasi masa kini. Namun, di lain pihak tidak sedikit perusahaan media yang
gencar melakukan penyediaan informasi sebagai bisnis menggiurkan yang akhirnya
menciptakan apa yang disebut sebagai industri media.
Secara
umum prinsip bisnis media atau industri media ini lebih diarahkan pada arus
utama (mainstream) bagaimana mendapatkan uang atau keuntungan bagi perusahaan,
yang terkadang tanpa mempertimbang-kan kepentingan publik. Akibat dari arus
yang kuat atas kepentingan uang ini, media mainstream menjadi tidak independen,
objektif dan akurat, atau dalam arti lain menjadi masalah baru bagi publik yang
seharusnya mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya dan sekaligus positif
bagi masyarakat.
Masalah-masalah
tersebut diantaranya: tayangan (atau bacaan) yang diskriminatif terhadap ras,
ormas, parpol gender, dan agama, termasuk masalah anak dan hak asasi manusia
yang terabaikan. Efeknya bagi publik adalah ketidak- berimbangan informasi dan
pendidikan mengenai kemanusiaan, seakan-akan tidak ada rasa peduli pada
lingkungan. Informasi yang didapat publik
dari
industri media sudah didominasi kepentingan komersil sehingga men-jadi “tidak
ramah publik. Implikasi permainan pemilik modal industri pada akhirnya membuat
publik tidak mempunyai ruang untuk berpartisipasi dan mencari informasi
yang benar-benar mereka butuhkan. Peran lainnya sebagai pemelihara berbagai
pemikiran dan pemahaman yang pernah muncul di dunia Islam dari masa ke masa,
berbagai warisan intelektual Islam yang sampai pada kita merupakan saksi atas
peran media massa bagi Islam. Demikian juga munculnya berbagai aliran pemikiran
keislaman yang menyebar di wilayah tertentu di belahan dunia Islam merupakan
peran dari media yang memungkinkan mudahnya akses terhadap sumber-sumber
aaliran pemikiran tersebut
Media
konvensional seperti buku atau surat kabar, majalah atau jurnal (print
media) dengan berbagai variannya, serta media komunikasi modern seperti TV,
radio daninternet, memiliki karakter tersendiri, karakter utamanya sebagai
produser pesan, memasukkan media pada sektor lain; ekonomi. Ada keterlibatan
teknologi juga keterlibatan keuntungan. Apa yang terjadi di Barat sebagai
reaksi terhadap pers sensasional dan pers liberal pada pertengahan abad 20
mulai muncul pers alternatif . Pers alternatif tersebut kadang
bersifat lantang dan nyaring serta berisikan berita kesuksesan atau pujian
terhadap seseorang, gigih mencari pendekatan yang fresh. Seperti
mengangkat isu-isu keagamaan, isu etnik, dan hal-hal yang sesuai
kepentingan mereka.
Jika
menggunakan istilah di atas maka pers atau media massa Islam bisa disebut media
alternatif dalam hal media literasi , yang selalu menyuarakan kepentingan
kelompok muslim, serta terhindar dari sensasionalisme jurnalistik. Ia akan
selalu mengangkat isu-isu keislaman, dengan format kesejukan dan kedamaian
--terhindar dari provokasi,tabiat asasi dari media massa Islam adalah
menyebarkan informasi kebenaran kepada khalayak umum. Ia merupakan senjata
--seperti
3. Pengertian dakwah
kata dakwah sering
dipakai untuk menyebut aktifitas Rasul SAW dalam menyampaikan risalah
kenabiannya. Dari sudut bahasa kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang
berarti menyeru, meminta, menuntun, menggiring atau memanggil, mengajak orang
lain supaya mengikuti, bergabung, memahami untuk memiliki suatu tindakan dan
tujuan yang sama yang diharapkan oleh penyerunya Sedangkan dari sudut istilah,
ada beberapa pengertian diantaranya,
Dakwah dimaksudkan seruan
untuk beriman kepada Allah, beriman kepada apa-apa yang dibawa oleh para
rasul-Nya, menyeru untuk mempercayai apa yang diberitakan oleh para rasul serta
mentaati apa-apa yang diperintahkan mereka, hal itu mencakup seruan untuk
mengucapkan dua kalimah syahadat,melaksanakan shalat, zakat, puasa bulan Ramadhan
dan haji. Serta termasuk seruan untuk beriman kepada Allah, iman kepada
rasul-rasul-Nya, iman kepadahari kebangkitan, qada dan qadar, serta seruan agar
hamba meyembah Tuhannya seakan dia melihat-Nya. Dengan demikian, yang dimaksud
dakwah adalah menyeru kepada Allah, dan maksudnya adalah menyeru kepada agama
Allah yakni agama Islam berdasarkan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ali
Imron ayat 104 dan 110
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôt n<Î) Îösø:$# tbrããBù'tur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztur Ç`tã Ìs3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd cqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ
Artinya: dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkarmerekalah orang-orang
yang beruntung.(Q.S. Ali Imron 114)
öNçGZä. uöyz >p¨Bé& ôMy_Ì÷zé& Ĩ$¨Y=Ï9 tbrâßDù's? Å$rã÷èyJø9$$Î/ cöqyg÷Ys?ur Ç`tã Ìx6ZßJø9$# tbqãZÏB÷sè?ur «!$$Î/ 3 öqs9ur ÆtB#uä ã@÷dr& É=»tGÅ6ø9$# tb%s3s9 #Zöyz Nßg©9 4 ãNßg÷ZÏiB cqãYÏB÷sßJø9$# ãNèdçsYò2r&ur tbqà)Å¡»xÿø9$# ÇÊÊÉÈ
Artinya: kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(Q.S Ali Imron 110)
Oleh
karena itu dakwah sangat memegang peranan penting dalam tercapainya khairuummah sebaik-baiknya umat. Dakwah yang
dilakukan pada zaman ini dipersulit dengan tantangan media yang memberikan
konsumsi yang tidak sesuai pada publik sehingga mengaruskan para Pendakwah/ Dai
untuk lebih bekerja keras dalam melangsungkan dakwahnya.
Dalam Al-Qur’an Allah
menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk senantiasa mengajak umatnya pada islam melalui
berbagai metode. Menerangkan cara-cara berdakwah tersebut Allah SWT berfirman:
äí÷$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ
Artinya : serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(Q.S. An-Nahl 125)
a. Metode Hikmah
Hikmah secara bahasa
memiliki beberapa arti: al-Adl,
al-Ilm, al-Hilm, al-Nubuwah, al-Qur’an, al-Injil, al-Sunnah dan lain sebagainya. Hikmah juga
di artikan al-Ilah, atau alsan suatu hukum , diartikan juga al-kalamatau
ungkapan singkat yang padat isinya. Dari segi tehnis metode hikmah memiliki
cirri antara lain: pertama, memilih metode yang sesuai untuk diterapkan pada
situasi dan kondisi yang tepat, karena sering kali suatu metode sesuai untuk
situasi tertentu dan untuk menghadapi kondisi tertentu namun tidak sesuai pada
kondisi yang lainnya
b. Metode Mauidzah (Nasihat)
Secara etimologis
mauidzah pembentukan dari kata waadza
–yaidzu-wa’dzan dan Idzatah, yang berti menasihati
dan mengingatkan akibat suatu perbuatan, berarti juga untuk mentaati dan
memberi wasiat agar taat. Al-hasanah lawan dari sayyiat, maka dapat
dipahami bahwa mauidzah dapat berupa kebaikan dapoat juga berupa kejahatan, hal
itu tergantung pada isi yang disampaikan seseorang dalam memebrikan nasihat dan
anjuran, juga tergantung pada metode yang dipakai pemberi nasihat.
c. Metode Berdebat
Berdebat menurut bahasa
berarti berdiskusi atau beradu argumen. Disini berarti berusaha untuk
menaklukkan lawan bicara sehingga seakan ada perlawanan yang sangat kuat
terhadap lawan bicara serta usaha untuk mempertahankan argumen dengan gigih.
Secara epistimologis berdebat sebagaimana didefinisikan para ulama adalah
sebagai berikut: Usaha yang dilakukan seseorang dalam pmempertahankan
argumennya dalam menghadapi lawan bicaranya. Diartikan juga sebagai cara
yang berhubungan dengan pengukuhan pendapat atau mazhab. Bisa juga
sebagai usaha membandingkan berbagai dalil atau lasanan untuk mencari
yang paling tepat.
4. Pembagian Media Dakwah
Pada dasarnya, komunikasi
dakwah dapat menggunakan berbagai media yang dapat merangsang indra-indra
manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk dapat menerima dakwah.
Berdasarkan banyaknya komunikan yang menjadi sasaran dakwah, diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu media massa dan media nonmassa.
1. Media
Massa
Media massa digunakan
dalam komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh.
Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya surat
kabar, radio, televisi, dan film bioskop yang beroperasi dalam bidang informasi
dakwah.
Keuntungan dakwah dengan
menggunakan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan,
artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif amat
banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi media masa sangat efektif dalam
mengubah sikap, perilaku, pendapat komunikan dalam jumlah yang banyak.
2. Media
Nonmassa
Media ini biasanya digunakan dalam komunikasi untuk orang tertentu atau
kelompok-kelompok tertentu seperti surat, telepon, SMS, telegram, faks, papan
pengumuman, CD, e-mail, dan lain-lain. Semua itu dikategorikan karena tidak
mengandung nilai keserempakan dan komunikannya tidak bersifat massal.
Disadari atau tidak, media dalam penggunaan komunikasi terutama media massa
telah meningkatkan intensitas, kecepatan dan jangkauan komunikasi yang
dilakukan manusia dalam berbagai hal. Termasuk dalam hal ini tak ketinggalan
adalah dalam komunikasi dakwah massa. Media yang terbaik untuk mempopulerkan,
mengajarkan, memantapkan, atau mengingatkan sesuatu dalam dakwah, secara
terperinci, Hamzah Ya’qub membagi media dakwah itu menjadi lima:
a. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana
yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah,
kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.
b. Tulisan, buku majalah, surat kabar, korespondensi
(surat, e-mail, sms), spanduk dan lain-lain.
c. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.
d. Audio visual, yaitu alat dakwah yang dapat
merangsang indera pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya. Bisa berbentuk
televisi, slide, ohap, internet, dan sebagainya.
e. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang
mencerminkan ajaran Islam yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad’u.
Sedangkan jika dilihat
dari segi penyampaian pesan dakwah, dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1. The
spoken words (berbentuk ucapan)
Yang termasuk dalam
kategori ini adalah alat yang mengeluarkan bunyi. Karena hanya dapat ditampak
oleh telinga dan biasa disebut dengan the audial media da dapat dipergunakan
dalam kehidupan sehari-hari seperti telepon, radio dan lain-lain.
2. The
printed writing (yang berbentuk tulisan)
Yang termasuk didalamnya
adalah barang-barang tercetak, gambar-gambar tercetak, lukisan-lukisan, buku,
surat kabar, majalah, brosure, pamphlet, dan sebagainya.
3. The
audio visual (berbentuk gambar hidup)
Yaitu merupakan
penggabungan dari kedua golongan diatas, yang termasuk dalam kategori ini
adalah film, video, DVD, CD, dan sebagainya.
Disamping
penggolongan wasilah diatas, wasilah dakwah
dari segi sifatnya juga dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Media
tradisional, yaitu berbagai macam seni pertunjukan yang secara tradisonal
dipentaskan didepan umum terutama sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat
komunikatif, seperti ludruk, wayang, drama, lenong dan sebagainya.
2. Media
modern, yang diistilahkan juga dengan “media elektronika” yaitu media yang
dilahirkan dari teknologi. Yang termasuk media modern ini antara lain televise,
radio, pers dan sebagainya.
5. Fungsi Literasi Media Dalam Pengembangan Dakwah
Penggunaan
media literasi dalam Islam bertujuan untuk mempermudah penyampaian pesan-pesan
agama (syariah) supaya sampai kepada masyarakat luas lebih cepat secara
bersamaan, semangat penyampaian ini terlihat pada wasiat Rasul SAW bahwa yang
menghadiri suatu majlis dianjurkan untuk menyampaikan kepada mereka yang tidak
hadir, sehingga tercipta harapan agar masyarakat dapat memilih media yang bagus
untuk dikonsumsi. Melalui media komunikasi modern hal tersebut bisa dicapai
lebih banyak dari pada komunikasi yang tidak bermedia (teknologi) pesan
yang disajikan oleh radio televisi atau majalah serta surat kabar bisa mewakili
tugas ‘penyampaian’ yang hadir kepada yang tidak hadir, walau bisa berarti yang
baca atau yang mendengar, melihat harap menyampaikan kepada yang tidak, bila
diterjemahkan lebih lanjut.
Tujuan
lain penggunaan media literasi tersebut untuk mempermudah pemahaman dan
penjelasan isi pesan, ini terlihat dalam praktek menggambar yang dilakukan oleh
Rasul SAW. Alat bantu untuk “memahamkan” ini tentu saja tidak terbatas pada
penggunaan diagram atau skema dari suatu bahasan, tapi bisa juga dalam
bentuk narasi dan suara dalam penyampaian lisan. Kekuatan
narasibagi media radio atau televisi sangat dominan. Prinsip yang harus dijaga
dalam hal ini ialah menghindari terjadinya kesalahan informasi. Pemilihan
kata-kata, penggunaan tanda baca dan tekanan-tekanan intonasidengan narasi
menjadi andalannya.
Maka
fungsi media literasi dan komunikasi bagi Islam adalah sebatas fungsinya
sebagai medium yang memfasilitasi sampainya pesan-pesan Islam terhadap
pemeluknya. Adapun dari segi peran media bisa berperan dalam pembinaan ummah
atau komunitas muslim, penyerapan ajaran Islam bisa dengan mudah didapat oleh
pemeluknya, kemudian bisa merubah tingkah-laku pemeluknya. Pembentukan
pandangan hidup dan karakter Islam bisa dihubungkan dengan peran media
komunikasi. Kasus maraknya jilbab di Indonesia sejak awal tahun 1980an tidak
terlepas dari peran media yang menyajikan potret wanita-wanita Iran berjilbab
hitam pada masa Revolusi.
Media massa bagi muslim mempunyai fungsi ritual (ritualistic
function). Mesjid misalnya dahulu memiliki fungsi ritual,yang bisa dikembangkan
juga dengan media lain. Pada surat kabar, majalah atau pamplet dan spanduk
seringkali terbaca undangan-undangan kegiatan ritual pengumuman khatib Jum’at,
‘Idul Fitri atau ‘Idul Adha, layanan qurban dan aqiqah atau kegiatan ritual
lainnya. Selain fungsi ritual media juga berperan sebagai edukator bagi
masyarakat, sebagai sumber informasi, advokasi politik atau idiologi serta
sebagai forum untuk menyiarkan budaya. Media juga memberi kontribusi atas
terorganisirnya komunitas muslim, mobilisasi serta proses kristalisasi dan
legitimasi yang terjadi di masyarakat
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Media dakwah adalah alat
yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u.
Dengan banyaknya media yang ada, maka seorang da’i harus memilih media yang
paing efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Sementara Literasi Media adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis
dan mende-konstruksi pencitraan media. Kemampuan untuk melakukan ini ditujukan
agar pemirsa sebagai konsumen media massa –termasuk anak-anak–menjadi sadar
atau melek tentang cara media dikonstruksi/dibuat dan diakses. Sebagai umat
islam kita harus mampu mengontrol diri kita dalam hal pengkonsumsian media
sehingga kita beisa terhindar dari kesesatan media
Saran
Penulis menyadari masih
banyak kekurangannya pada makalah ini, harapanya semoga dengan ada rangkuman
menegenai media literasi pengembangan dakwah ini dapat memberikan pengertian
pada masyarakat umum, mengenai pentingnya menerpakan melek media atau media
literasi ditengah kondisi zaman yang seperti ini.
artikel dibuat ole alfiansyah aziz
bila ingin share
jangan lupa sertakan linknya terimakasih
semoga bermanfaat
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
ReplyDelete-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda!!
Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
• Bandar66 (NEW)
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam ????
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!?